Entri Populer

Kamis, 26 Mei 2011

evaluasi program pendidikan


EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN


A. Pengertian Evaluasi
Definisi evaluasi menurut Blomm et. al. (1971) adalah: “Evaluation, as we see it, is the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as well as to determine the amount or degree of change in individual students.” Evaluasi, sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataanya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapakan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
Selain istilah evaluasi seperti tercantum dalam definisi diatas, kita dapati pula istilah pengukuran dan penilaian. Ketiga istilah tersebut pada umumnya cenderung diartikan sama (tidak dibedakan). Dua langkah kegiatan yang dilalui sebelum mengambil barang untuk kita, itulah yang disebut mengadakan evaluasi, yakni mengukur dan menilai. Perbedaan antara mengukur, menilai dan evaluasi adalah:
a. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif
b. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif
c. Mengadakan meliputi kedua langkah tersebut, yakni mengukur dan menilai
Didalam istilah asingnya, pengukuran adalah measurement, sedangkan evaluasi adalah evaluation. Dari kata evaluation inilah diperoleh kata Indonesia yang berarti menilai.

B. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Guru, ataupun pengelola pengajaran lainya mengadakan penilaian dengan maksud melihat apakah usaha yang dilakukan melalui pengajara sudah mencapai tujuan ataukah belum. Tujuan utama dalam melakukan evaluasi dalam proses belajar-mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Didalam evaluasi pendidikan disekolah meliputi banyak segi, termasuk didalamnya unsur-unsur calon siswa, siswa, lulusan, dan proses pendidikan secara menyeluruh.
a. Manfaat evaluasi basi siswa
Dengan diadakanya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru hasil yang diperoleh siswa dari pekerjaan menilai ini ada dua kemungkinan:
1. Memuaskan, jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, dan hal itu menyenangkan, tentu kepuasan itu ingin diperolehnya lagi pada kesempatan lain waktu. Akibatnya, siswa akan mempunyai motivasi yang cukup besar untuk belajar lebih giat, agar lain kali mendapat hasil yang lebih memuaskan lagi.
2. Tidak memuaskan, jika siswa tidak puas dengan hasil yang diperoleh, ia akan berusaha agar lain kali keadaan itu tidak terulang lagi, dan siswapun akan belajar lebih giat lagi. Namun demikian, keadaan sebaliknya juga mungkin terjadi, beberapa yang kemauanya lemah, akan menjadi putus asa dengan hasil kurang memuaskan yang diterimanya tersebut.
b. Manfaat evaluasi bagi guru
1. Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat meengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajaranya karena sudah berhasil menguasai bahan pelajaran tertentu, maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai bahan ajar. Dengan petunjuk ini diharapkan guru dapat lebih memusatkan perhatianya kepada siswa-siswa yang beelum berhasil. Terlebih lag jika guru mengetahui akan sebab-sebabnya, ia akan memberikan perhatian yang memusat dan memberikan perlakuan yang lebih teliti sehingga keberhasilan selanjutnya dapat segera dicapai.
2. Guru akan mengetahui apakah materi yang telah diajarkan sudah tepat bagi siswa, sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu yang akan datang tidak perlu diadakanya perubahan.
3. Guru akan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum. Jika sebagian besar dari siswa memperoleh angka jelek pada penilaian yang diadakan, mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang tepat. Apabila demikian halnya, maka guru harus mawas diri dan mencoba mencari metode lain dalam mengajar.
c. Manfaat evaluasi bagi sekolah
1. Apabila guru-guru mengadakan penilaian dan diketahui bagaimana hasil belajar siswa-siswanya, dapat diketahui pula apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai dengan harapan ataukah belum. Hasil belajar merupakan cermin kualitas suatu sekolah.
2. Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah itu dapat merupakan bahan pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
3. Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ke tahun, dapat digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar atau belum. Pemenuhan standar akan terlihat dari bagus tidaknya prestasi yang dicapai para siswa-siswinya.

C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Dengan mengetahui manfaat evaluasi ditinjau dari berbaga segi dalam sistem pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal:
a) Evaluasi berfungsi selektif
Yaitu evaluasi yang dilakukan oleh guru/lembaga pendidikan untuk menyeleksi siswa. Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1. Untuk memilih siswa yang dapat dierima di sekolah tersebut.
2. Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas/tingkat berikutnya.
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mmemperoleh/mendapat beasiswa.
4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah.
b) Evaluasi berfungsi diagnostik
Maksudnya evaluasi ini berfungsi untuk memeriksa dibagian manakah siswa/peserta didik mengalami kesulitan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Dengan mengetahui dibagian manakah siswa mengalami kesulitan, para guru akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.
c) Evaluasi berfungsi seebagai penempatan
Evaluasi ini berfungsi untuk menempatkan peserta didik menurut kelompoknya masinng-masing/sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Misal: kelas X ada kelas Xa, Xb, Xc, dll.
d) Evaluasi berfungsi sebagai pengukkur keberhasilan
Fungsi keempat dari evaluasi ini dimaksutkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberap faktor yaitu faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.

D. Prinsip-prinsip Evaluasi
Prinsip-prinsip pelaksanaan evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Prinsip-prinsip Pelaksanaan
Yang dimaksud disini adalah patokan yang harus dipegang teguh pada waktu melaksakan evaluuasi. Adapun prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh adalah:
 Evaluasi dilaksanakan secara obyektif. Obyektif artinya tanpa pengaruh, karena itu evaluasi harus bedasarkan data-data yang nyata dan harus berdasarkan testing yang telah dilaksanakan.
 Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu. Maksutnya evaluasi harus dilaksakan secara terus-menerus. Dengan kata lain evaluasi dapat secara ulangan harian, ulangan umum, maupun ujuan.
 Evaluasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif. Artinya evaluasi itu hendaknya sejauh mungkin harus mengena pada semua aspek murid.

2. Prinsip-prinsip Dasar
Prinsip-prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh pelaksana evaluasi adalah:
 Evaluasi adalah alat komunikasi. Maksudnya dengan evaluasi itu diharapkan sekolah dapat berkomunikasi dengan sekolah lain, antara sekolah dengan orang tua murid, antara sekolah dengan masyarakat.
 Evaluasi harus membantu murid untuk mncapai perkembangan yang maksimal sesuai dengan perkembangannya.
 Dalam mengevaluasi anak harus dibandingkan dengan dirinya sendiri dan jangan hanya dibandingkan dengan anak lain. Dengan dibandingkan dengan dirinya sendiri, maka kita akan memperoleh gambaran (kesimpulan) yang jelas tentang kemajuannya.
 Dalam melaksanakn evaluasi hendaknya memanfaatkan berbagai macam alat atau cara-cara mengevaluasi agar dapat memperoleh gambaran (kesimpulan) yang lebih dapat dipercaya.
 Evaluasi hendaknya membantu anak memilih jurusan sekolah dan memberi saran-saran mengenai pekerjaan atau jabatan yang sesuai.

E. Teknik-teknik Evaluasi
Teknik evaluasi adalah segala macam atau cara yang ditempuh untuk memperoleh keterangan atau data yang diperlukan sebagai imbalan dalam pendidikan. Pada dasarnya teknik evaluasi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu Tes dan Nontes.
1. Teknik Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan/latihan/alat lain yang sistematis dan objektif yang digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intlegensi kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes disini dapat dikatakan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk mengukur keberhasilan siswa dan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas tiga tes yaitu:
 Tes diagnostik
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetah kelemahan-kelemahan atau kesulitan-kesulitan siswa sehingga berdasarkan kelemahan atau kesulitan tersebut dapat diberikan pemberlakuan yang tepat.
 Tes Formatif
Maksudnya adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa tellah terbentuk ssetelah mengikuti suuatu program tertentu. Tes ini merupakan post test atau tes akhir proses.
 Tes sumatif
Evaluasi ini dilakukan atau dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau program yang lebbih besar. Kalau disekolah bisa berupa ulangan harian, ulangan umum, semester.
2. Teknik Non-Tes
Teknik non tes ini pada uumunya digunakan untuk mengadakan penilaian terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian dan sikap sosial. Dalam teknik non tes ada beberappa bentuk, diantaranya:
a. Skala bertingekat (rating scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk nagka terhadap hasil pertimbangan. Maksutnya diadakan skala bertingkat agar pencatatan dapat objektif, maka penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang disajikan dalam bentuk skala.
b. Kuesioner
Biasanya lebih dikenal dengan angket. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan angket kita dappat mengetahui Orang lain tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap/pendapatnya dll.

• Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka:
1. Kuesioner langsung: ketika kuesioner dikirim dan diisi langsung oleh respondenn.
2. Kuisioner tidak langsung: Ketika kuesioner dikirim dan di isi oleh bukan orang yang dimintai keterangannnya. Biasanya digunakan untuk mencari bahan, anak, saudara,tetangga dll.
• Ditinjau dari segi menjawabnya itu dibedakan menjadi dua pula, yaitu:
1. Kuesioner tertutup: Kuesioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban langkah, sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
Contoh: Tingkat pendidikan yang anda ikuti sekarang ini adalah: SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi
2. Kuesioner terbuka: Kuesioner yang disusun sedemikian rupa sehingga responden bebas mengisi, mengemukakan pendapatnya.
Contoh: Untuk membumbing mahasiswa kearah kebiasaan membaca buku-buku asing, maka sebaiknya setiap dosen menunjuk buku asing sebagai salah satu buku wajib. Bagaimana pendapat saudara?
3. Daftar cocok (check list)
Yaitu deretan pertanyaan yang tertulis dalam ssebuah kolom ( yang basanya singkat) dan jawaban responden diminta untuk mencentrang ditempat yang sudah disediakan.

4. Wawancara (interview)
Adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan jawabann dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Dikatan sepihak karena wawancara ini tidak memberikan kesempatan pada responden untuk bertanya. Wawancara dapat dilakukan dengan duacara, yaitu:
1. Interview bebas: Responden bebas mengemukakan pendapat tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interview terpimpin: Interviw yang dilakukan subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu. Jadi responden tinggal menjawab atas pilihan-pilihan yang sudah ditawarkan oleh subjek evaluasi.
5. Pengamatan (observation)
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara megadakan pengamaan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada tiga macam observasi:
1. Observasi Partisipan: Observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi Sistematik: Obsevasi dimana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis, daan sudah diatur menurut kategorinya. Pada observasi ini pengamat berada diluar kelompok atau mengamati dari jauh.
3. Observasi Eksperimental: Observasi eksperimental terjadi ketika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa, sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
6. Riwayat Hidup
Yang dimaksut adalah gambaran tentang keadaan kehidupan seseorang semasa hidupnya. Deengan mempelajari riwayat hidupnya, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang diamati.










DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, cet. keempat Desember 2007)
Silverius, Suke. Evaluasi Belajar dan Umpan Balik, (Jakarta: PT. Grasindo 1991)
Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar,