Rabu, 30 November 2011

dosa dosa besar


DOSA-DOSA BESAR

A. Syirik
Syirik berasal dari kata syarika, yasrika, syarikan, syirkatan artinya bercampur. Adapun menurut istilah syirik adalah menjadikan sekutu bagi Allah, baik dalam Zat-Nya, sifat-Nya, Perbuatannya, maupun dalam ketaatan yang seharusnya ditujukan hanya untuk Allah SWT.syirik juga berarti menyekutukan Allah.
Dari pengertian diatas dapat diambil tiga makna :
1. Menyekutukan Allah dalam Zat-Nya, sifat-Nya, dan perbuatan-Nya.
Barangsiapa meyakini ada zat selain Allah yang mengatur alam dan segala urusannya maka ia dinyatakan kafir. Firman Allah ta’ala sebagai berikut:
                           
Artinya:
“Katakanlah: serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya” (QS Saba’: 22)

2. Meyakini adanya zat selain Allah yang bisa memberikan manfaat atau mudarat dan zat ini merupakan perantara antara allah dengan mahkluk, maka sebagian jenis ibadah ditunjukkan kepadanya.
Firman Allah ta’ala dalam Q.S. Az-Zumar: 3 berikut ini:
                 •          •       
Artinya:
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar” (QS Az-Zumar: 3)
3. Mempertimbangkan keinginan untuk mendapatkan pujian den sejenisnya kepada selain Allah, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Perbuatan syirik merupakan dosa paling besar, oleh karena itu syirk tidak mendapat ampunan dari Allah SWT.


JENIS-JENIS SYIRIK
Para ulama berpendapat bahwa syirik dibedakan menjadi dua yaitu syirik besar (syirik akbar) dan syirik kecil (syirik asgar).
1) Syirik besar (syirik Akbar) ini dibagi menjadi dua:
a) Syirik yang berkaitan dengan Zat Allah atau syirik yang berkaitan dalam rububiyah Allah. Jenis syirik ini dibedakan menjadi dua :
1. Syirik dalam ta’til, seperti contoh misalnya adalah: syirik yang dilakukan oleh Fir’aun dan orang-orang atheis
2. Syirik yang dilakukan oleh orang yang menjadikan sembahan selain Allah SWT
b) Syirik yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT. Atau stirik dalam uluhiyah. Jenis syirik ini dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Syirik dalam berdoa, yaitu berdoa yangditujukan selain kepada Allah SWT
2. Syirik dalam niat, keinginan atau kehendak, artinya beramal yang ditujukan kepada selain Allah SWT
3. Syirik dalam kataatan, yaitu taatnya seorang hamba dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT
4. Syirik dalam mahabbah, artinya seorang hamba mencintai mahkluk seperti mencintai Allah SWT
Syirik besar hukumnya adanya murtad, pelakunya keluar dari agama islam, sehingga halal darah dan hartanya juga di akhirat kekal dalam neraka. Dalam petikan firman Allah SWT dalam QS At-Taubah: 5, berikut ini:
          
 •        •    •    
Artinya:
“apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS At-Taubah: 5)
Syirik kecil (Syirik Asgar), syirik jenis ini dibagi menjadi dua yaitu:
a. Yang zahir (tampak)
Seperti mengatakan sesuatu karna ingin di puji atau dilihat oleh orang lain. Seperti bersumpah sesuatu selain Allah
b. Yang khafi (samar)
Yaitu sesuatu yang kadang-kadang terjadi dalam perkataan atau perbuatan manusia tanpa ia sadari bahwa itu adalah syirik.
Syirik kecil hukumnya haram, bahkan merupakan dosa paling besar setelah dosa syirik besar, tetapi tidak menyebabkan pelakunya murtad dan keluar dari agama Islam.

CONTOH PERBUATAN SYIRIK
1. Menyembah, istigasah (berdo’a), dan istiazah kepada selain Allah
Menyembah kepada selain Allah baik itu raja, manusia, pohon, batu patung, dan lainnya yang menjadikan Allah sekutunya adalah syirik besar. Hal itu jelas karena mereka tidak bisa menciptakan, menolong, mengasishi, memberi rahmat, dan melindungi makhluk, maka sifat Allah yang maha agung dan keEsannya yang mutlak adalah bukti terbesar bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Firman Allah ta’ala dalam Q.S. Al-Jin: 6, berikut ini:
           
Artinya:
“dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS Al-Jin: 6)
2. Sihir
Allah telah menyuruh kita untuk berlindung dari sihir dan tukang sihir dalam QS Al-Falaq: ayat 1 dan ayat 4
    
Artinya:
“katakanlah: aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh”
(QS Al-Falaq: 1)
Juga dalam ayat 4 berikut ini,
  •   
Artinya:
“dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhu” (QS Al-Falaq: 4)
Sihir itu haram. Apabila kita mendatangi penyihir dan meminta mereka melakukan sihir termasuk perbuatan haram.
“Barang siapa yang mendatangi kepada tukang sihir, kemudian bertanya tentang sesuatu dan memebenarkan atau meyakini apa yang dikatakannnya, maka tidak akan diterima salatnya selama 40 hari” (HR. Bukhori)
3. Ramalan
Meramal peristiwa-peristiwa yang masih gaib termasuk juga ke dalam perbuatan syirik. Dukun atau peramal di nyatakan kafir, karena ia mengklaim mengetahui kegaiban yang sebenarnya hanya diketahui Allah SWT. Orang yang memanfaatkan jasa dukun atau peramal dan percaya padanya, juga dinyatakan kafir.
4. Bernazar dan menyembelih binatang tidak diniatkan untuk Allah SWT
Bernazar adalah wajib, tapi bernazar yang diniatkan untuk bermaksiat kepada Allah termasuk perbuatan syirik.
Demikian juga menyembelih binatang yang ditujukan kepada selain Allah adalah, syirik besar. Berqurban seharusnya ditujukan hanya karena Allah. Seperti firman Allah SWT dalam QS Al-Kautsar: 2, berikut ini:
   
Artinya:
“maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkorbanlah”
(QS Al-Kautsar: 2)

PERBUATAN SYIRIK
1. Mengugurkan Semua Amal Saleh
Firman Allah ta’ala dalam QS Al-An’am: 88 sebagai berikut:
              •   
Artinya:
“itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya di antara hamba-hamba-Nya, seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”
2. Kekal dineraka kecuali bertaubat
Firman Allah Qs An- Nisa’ (4) : 48
•                     
Artinya:
“sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”
3. Halal darah dan hartanya
Firman Allah dalam QS At-Taubah: 5
            •        •    •    
Artinya:
“apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
4. Diharamkan menikahkan atau menikahi orang musyrik
Firman Allah QS Al-Baqarah: 221
                               •     •      ••   
Artinya:
“dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran”
5. Sembelihan orang musyrik adalah haram
Firman Allah QS Al-An’am: 121
           •           
Artinya:
“dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”

CARA MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK
Seorang muslim hendaknya senantiasa menghindari dan berusaha menghilangkan perbuatan syirik. Caranya diantaranya :
1. Mengagungkan Allah swt, yaitu caranya dengan mendekatkan diri kepada Allah dalam setiap aktivitasnya dan menghilangkan rasa ingin dipuji oleh manusia.
2. Memohon pertolongan dan berdoa kepada Allah agar hati kita selalu dibimbing untuk senantiasa ikhlas.
3. Merasa bahwa semua gerak gerik kita selalu diawasi oleh Allah.
4. Mengenali perbuatan syirik, akibat dan sebab-sebabnya.
5. Mengetahui akibat perbuatan syirik di dunia dan akhirat.
6. Syirik tidak dapat dimaafkan dengan alas an karena tidak mengerti.

B. Durhaka Kepada Orang Tua
Akibat Durhaka kepada Orang Tua
Setiap manusia mendambakan kebahagiaan dan kesuksesan, terhindar dari kesengsaraan dan kegagalan di dunia dan akhirat. Di sinilah pentingnya kita mengenal secara baik akibat-akibat durhaka kepada orang tua, selain mempersiapkan bekal dan perangkat yang profesional untuk menggapai cita-cita.
Tidak jarang kita saksikan anak yang durhaka pada orang tuanya, ia harus menghadapi kendala-kendala yang berat, sulit meraih kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya. Belum lagi ia harus dan pasti menghadapi penderitaan yang berat saat sakratul maut, dan ini pernah terjadi di zaman Rasulullah saw. Beliau sendiri tak sanggup membimbingnya untuk mempertahankan keimanannya kecuali setelah ibunya memaafkan.
Tidak sedikit juga anak yang durhaka, ia sangat sulit menemukan dan merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam hidupnya sekalipun ia memiliki kemampuan profesional dan berkecukupan dalam materi. Bahkan tidak jarang di antara mereka hampir-hampir putus asa dalam hidupnya akibat kedurhakaannya terhadap kedua orang tuanya.
Fakta dan kenyataan yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian bahwa dalam kehidupan ini penuh dengan energi, yang positif dan negatif, yang dapat menolong kita atau sebaliknya menghantam kekuatan kita. Sehingga kita kehilangan kendali, gelap dan tak mampu melihat rambu-rambu kebahagian dan kesuksesan yang sejati.
Kenyataan inilah yang rambu-rambunya sering diungkapkan oleh Allah dan Rasul-Nya serta ahlul baitnya. Kita mesti menyadari bahwa mata lahir kita, bahkan pikiran kita, punya keterbatan untuk menyoroti rambu-rambu itu. Karena rambu-rambu itu jauh berada di atas kemampuan sorot mata lahir dan analisa pikiran. Yang mengetahui semua itu secara sempurna hanya Allah dan Rasul-Nya dan orang-orang suci dari ahlul bait Nabi SAW.
Tolok Ukur durhaka kepada orang tua
Allah swt berfirman:
       •  •                 
Artinya:
“Jika salah seorang di antara mereka telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, dan janganlah kamu membentak mereka, ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia” (Al-Isra’: 23)
Salah seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: Apakah ukuran durhaka kepada kedua orang tua?
Rasulullah SAW menjawab: “Ketika mereka menyuruh ia tidak mematuhi mereka, ketika mereka meminta ia tidak memberi mereka, jika memandang mereka ia tidak hormat kepada mereka sebagaimana hak yang telah diwajibkan bagi mereka”
Rasulullah SAW pernah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib SA: “Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka”
Tingkatan Dosa durhaka pada orang tua
Rasulullah SAW bersabda: “dosa besar yang paling besar adalah syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua…”
Rasulullah SAW bersabda: “ada tiga macam dosa yang akibatnya disegerakan, tidak ditunda pada hari kiamat: durhaka kepada orang tua, menzalimi manusia, dan ingkar terhadap kebajikan”
Rasulullah SAW bersabda: “… di atas setiap durhaka ada durhaka yang lain kecuali durhaka kepada orang tua. Jika seorang anak membunuh di antara kedua orang tuanya, maka tidak ada lagi kedurhakaan yang lain di atasnya”
Akibat-akibat durhaka kepada orang tua
Durhaka kepada orang tua memiliki dampak dan akibat yang luar bisa dalam kehidupan di dunia, saat sakratul maut, di alam Barzakh, dan di akhirat. Akibat itu antara lain:
1. Dimurkai oleh Allah SWT
Dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhul Mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya, dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya”
2. Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupan
Imam Ja’far Ash-Shadiq (SA) berkata: “… dosa yang mempercepat kematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doa dan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua”
3. Celaka di dunia dan akhirat
Imam Ja’far Ash-Shadiq (SA) berkata: “durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar karena Allah Azza wa Jalla menjadikan dalam firman-Nya sebagai anak yang durhaka sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong dan celaka, (Surat Maryam: 32) ”
4. Dilaknat oleh Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (SA): “Wahai Ali, Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…”
5. Dikeluarkan dari keagungan Allah SWT
Imam Ali Ar-Ridha (SA) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada kedua orang tua karena durhaka pada mereka telah keluar dari pengagungan terhadap Allah swt dan penghormatan terhadap kedua orang tua”
6. Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah SWT
Dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman: “demi ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya”
7. Shalatnya tidak diterima oleh Allah SWT
Imam Ja’far Ash-Shadiq (SA berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima” (Al-Kafi 2: 349).
8. Tidak melihat Rasulullah SAW pada hari kiamat
Rasulullah SAW bersabda: “Semua muslimin akan melihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orang yang disebutkan namaku lalu ia tidak bershalawat kepadaku”
Na’udzubillâh, semoga kita tidak tergolong kepada mereka yang tidak diizinkan untuk berjumpa dengan Rasulullah SAW dan ahlul baitnya (SA), karena hal ini harapan dan idaman bagi setiap muslimin dan mukminin. Sudah tidak berjumpa di dunia, tidak berjumpa pula di akhirat. Na’udzubillâh, semoga kita semua dijauhkan dari akibat ini.
9. Diancam dimasukkan ke dalam dua pintu neraka
Rasulullah SAW bersabda: “barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya murka, maka baginya akan dibukakan dua pintu neraka” (Jâmi’us Sa’adât 2: 262).
10. Tidak akan mencium aroma surga
Rasulullah SAW bersabda: “Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasâil 21: 501)
11. Mendrita saat saktatul maut
Penderitaan anak yang durhaka kepada orang tuanya saat sakratul mautnya pernah menimpa pada salah seorang sahabat Nabi SAW. Berikut ini kisahnya:
Kisah nyata di zaman Nabi SAW
Pada suatu hari Rasulullah SAW mendatangi seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Beliau membimbingnya agar membaca kalimat tauhid, Lâilâha illallâh, tapi pemuda itu lisannya terkunci. Rasulullah SAW bertanya kepada seorang ibu yang berada di dekat kepala sang pemuda sedang menghadapi sakratul maut: “Apakah pemuda ini masih punya ibu?” Sang ibu menjawab: “ya, saya ibunya, ya Rasulullah” Rasulullah saw bertanya lagi: “Apakah Anda murka padanya?” Sang ibu menjawab: “ya, saya tidak berbicara dengannya selama 6 tahun” Rasulullah SAW bersabda: “ridhai dia!” Sang ibu berkata: “saya ridha padanya karena ridhamu padanya” (Kemudian Rasulullah SAW membimbing kembali kalimat tauhid, yaitu Lâilâha illallâh. Kini sang pemuda dapat mengucapkan kalimat Lâilâha illallâh)
Rasulullah saw bertanya pemuda itu: Apa yang kamu lihat tadi?
Sang pemuda menjawab : Aku melihat seorang laki-laki yang berwajah hitam, pandangannya menakutkan, pakaiannya kotor, baunya busuk, ia mendekatiku sehingga membuatku marah padanya.
Lalu Nabi saw membimbinnya untuk mengucapkan doa:
يَا مَنْ يَقْبَلُ الْيَسِيْرَ وَيَعْفُو عَنِ الْكَثِيْرِ، اِقْبَلْ مِنِّى الْيَسِيْرَ وَاعْفُ عَنِّي الْكَثِيْرَ، اِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
“Wahai Yang Menerima amal yang sedikit dan Mengampuni dosa yang banyak, terimalah amalku yang sedikit, dan ampuni dosaku yang banyak, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang”
Sang pemuda kini dapat mengucapkannya.
Nabi saw bertanya lagi: “Sekarang lihatlah, apa yang kamu lihat?”
Sang pemuda menjawab: sekarang aku melihat seorang laki-laki yang berwajah putih, indah wajahnya, harum dan bagus pakaiannya, ia mendekatiku, dan aku melihat orang yang berwajah hitam itu telah berpaling dariku.
Nabi saw bersabda: Perhatikan lagi. Sang pemuda pun memperhatikannya. Kemudian beliau bertanya: sekarang apa yang kamu lihat?
Sang pemuda menjawab: Aku tidak melihat lagi orang yang berwajah hitam itu, aku melihat orang yang berwajah putih, dan cahayanya meliputi keadaanku. (Bihârul Anwâr 75: 456).
C. Pembunuhan
1. Pengertian pembunuhan
Definisi pembunuhan adalah menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja atau tidak, dengan alat yang mematikan atau tidak
2. Dasar hukum larangan membunuh
Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 33
  •       . . . . 

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar . . . .” (QS Al-Isra ayat 33)

3. Macam-macam pembunuhan
- Sengaja
- Seperti disengaja
- Tidak disengaja
4. Hukuman bagi pembunuh
     • . . .
Artinya: “Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, . . . (QS An-Nisa’ ayat 93)

- Di qishash
- Diyat 100 ekor unta secara tunai (denda)
- Kifarat
5. Dasar hukum bagi pembunuh
Sabda Rasulullah SAW:

كل دنب عسى الله ان يغفره الا الرجل يموت مشر كا ا و الر جل يقتل مؤ منا متعمد ا (رواه بوداود)

6. Hikmah dilarangnya pembunuhan
7. Menjauhi dari perbuatan membunuh